Filosofi Teras sangat ramai di praktekkan oleh para filsuf. Apa yang membuatnya menarik?
Yang membuat masalah menjadi rumit bukanlah suatu masalah tersebut. Tapi ialah bagaimana mindset ataupun cara kita menanggapi masalah itu. Apakah Filosofi Teras dapat menjelaskan itu? Simak penjelasannya di bawah ini.
" Masalah dari suatu masalah bukanlah masalah itu sendiri, tapi bagaimana cara kita memandang masalah tersebut"
Jadi sejatinya sebuah masalah ataupun kejadian di hidup kita itu sifatnya netral
Tidak baik maupun tidak buruk
Lantas yang menjadikannya baik atau buruk adalah bagaimana kita memandang peristiwa tersebut
Contohnya :
Nih sobat ambyar yang marahketika pacarnya salah menyebut nama, malah dia menyebut nama mantannya
Jadi masalah salah sebut nama ini netral. Faktanya hanyalah "kekasihmu salah menyebut nama"
Sudah, selesai. Faktanya cuma sampai situ
.Lantas mengapa kamu harus mengamuk kalau jadi pacarnya?
.Karena kamu menyusun persepsi dan interpretasimu (value judgment) sendiri atas kejadian itu :
- Pacar gue belum move on dari mantannya
- Selama ini dia selingkuh sama mantannya
- Dia tidak menghargaimu sebagai pacarnya
credit : gramedia.com |
Perhatikan, semua pernyataan diatas adalah murni diskontruksi di dalam kepalamu dan bukan datang dari pacar yang salah menyebut nama mantan. Kejadian tersebut bersifat netral.
Bahwa ia dimaknai sebagai tanda belum move on, brengsek, tidak menghargai, adalah tambahan dari value judgment kita sendiri
.
Jadi "Pada dasarnya semua emosi dipicu oleh penilaian, opini, persepsi kita. Keduanya saling terkait, dan jika ada emosi negatif, sumbernya ya dari nalar/rasio kita sendiri .
.
.
Comments
Post a Comment